Minggu, 10 Maret 2019

BUKU 4 PKB GURU Bagian Kedu

BAGIAN KEDUA
PERSYARATAN KEGIATAN PKB
Laporan kegiatan PKB untuk memperoleh penetapan angka kredit disajikan dalam bentuk tertulis, yang berupa Karya Tulis Ilmiah (KTI). Untuk setiap macam laporan kegiatan PKB (baik kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, maupun karya inovatif) disajikan dalam bentuk karya tulis dengan kerangka isi dan disertai bukti fisik yang berbeda antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Rincian macam karya tulis tersebut dijabarkan pada bagian kedua pada buku ini.
Penilaian karya tulis mengggunakan kriteria yang umum dalam penulisan karya publikasi ilmiah. Di samping itu, dalam laporan kegiatan PKB, harus memenuhi persyaratan “APIK” yang artinya sebagai berikut.
1.    Asli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Laporan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang tidak Asli antara lain ditandai oleh:
a.    Adanya bagian-bagian tulisan yang dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai, terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat;
b.    Waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang wajar;
c.    Adanya kesamaan isi, data dan hal lain yang sangat mencolok dengan laporan orang lain; dan
d.    Tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yang dapat memberikan bukti bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan.
2.    Perlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam 10 menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di satuan pendidikan guru bersangkutan. Laporan kegiatan PKB yang tidak Perlu antara lain ditandai oleh:
a.    Masalah yang dikaji terlalu luas, dan
b.    Tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yang bersangkutan.
c.    Ilmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. Laporan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang tidak Ilmiahantara lain ditandai dengan adanya:
a.    Latar belakang masalah yang tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan upayanya untuk mengembangkan profesinya;
b.    Kebenaran yang tidak terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran fakta dan kebenaran analisisnya;
c.    Kesimpulan yang tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan.
d.    Konsisten, isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan haruslah berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolah/madrasahnya.
Mengapa Harus APIK? Terdapat kemungkinan adanya laporan kegiatan yang meskipun tampaknya bermanfaat, namun diragukan keasliannya. Karya tulis ilmiah atau laporan kegiatan yang tidak asli, sangat bertentangan dengan tujuan diadakannya kegiatan pengembangan keprofesian guru. Karena itulah keaslian merupakan hal pertama hal menjadi fokus penilaian.  
Hal tersebut juga karena tujuan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, tidak untuk menambah ketidakjujuran, sehingga laporan kegiatan yang tidak asli, yang berupa jiplakan, yang bukan buatan sendiri dari si penulis, merupakan salah satu bentuk laporan kegiatan yang harus dihindari. Laporan kegiatan yang tidak asli, bagaimana pun baiknya tampilannya, atau dinyatakan sangat bermanfaat, tetap HARUS ditolak dan tidak dapat diberikan nilai angka kredit. Ciri-ciri KTI yang tidak asli umumnya mudah diketahui, misalnya dari adanya data yang tidak konsisten, tulisan yang tidak sama, dan lain-lain. Dapat pula diketahui dari adanya kemiripan yang mencolok antara KTI satu dengan yang lain, baik yang diajukan oleh guru yang bersangkutan, atau oleh guru-guru lain di daerah sekitarnya.
Mengapa harus PERLU? Dalam praktik dijumpai pula banyak KTI yang berisi uraian hal-hal yang terlalu umum, atau tidak berkaitan dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Mengapa demikian? Karena KTI semacam itulah yang paling mudah ditiru. KTI semacam itulah yang paling mudah dipakai kembali oleh orang lain dengan cara mengganti nama penulisnya. Sebagai contoh KTI yang berjudul: Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra kurikuler. KTI tersebut sama sekali tidak memaparkan hal spesifik dari guru si penulis dan berkaitan dengan permasalahan yang ada di sekolah/madrasah atau kelasnya. Meskipun KTI berada dalam bidang pendidikan, bagaimana dapat diketahui bahwa tulisan tersebut adalah karya guru yang bersangkutan?
Judul-judul KTI berikut ini, cenderung merupakan KTI yang membahas hal-hal yang terlalu umum, dan tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan upaya kegiatan pengembangan keprofesian guru yang bersangkutan, tidak memberikan keterangan tentang kegiatan yang dilakukan di kelasnya, di sekolah/madrasahnya ataupun tentang mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
• Peranan pemberdayaan sumberdaya manusia terhadap peningkatan mutu pendidikan.
• Hubungan kepribadian guru dengan prestasi belajar siswa.
• Peran orang tua dalam membangun perilaku anak.
• Wujud pendidikan nilai dan budi pekerti di sekolah untuk membentuk kepribadian siswa.
• Konsep fullday school di Indonesia.
• Membangun pendidikan dasar yang berkualitas dengan konsep CBSA.
• Masa depan anak ditentukan oleh peran keluarga dan sekolah.
• Potret pelaksanaan otonomi pendidikan di Indonesia.
• Penilaian prestasi hasil belajar siswa.
• Gambaran guru yang baik.
• Kajian tentang sikap profesional guru.
• Peran guru dalam pelaksanaan administrasi pendidikan sekolah.
• Penggunaan media pembelajaran dalam micro teaching.
• Kualitas pendidikan dalam upaya memngurangi kekerasan sosial.
• Manfaat study tour bagi sekolah.
• Pembelajaran IPA di Era Globalisasi.
• Pembelajaran PIS menentukan kualitas SDM Indonesia.
• Pembelajaran Matematika menyongsong era global.
• Kelemahan pembelajaran IPA di selolah lanjutan dalam menghadapi tantangan global.
• Peranan perpustakaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
• dan lain-lain (masih sangat banyak judul serupa).
Laporan KTI yang TIDAK APIK Laporan kegiatan yang tidak Asliantara lain ditandai oleh:
a.     Terdapat bagian-bagian tulisan yang dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai, terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat;
b.    Waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang wajar;
c.    Adanya kesamaan isi, data dan hal lain yang sangat mencolok dengan laporan orang lain;
d.    Tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yang dapat memberikan bukti bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan.
Laporan kegiatan yang tidak Perlu antara lain ditandai oleh: masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yang bersangkutan. KTI yang tidak Ilmiah antara lain ditandai dengan:
a.    Latar belakang masalah tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan upayanya untuk mengembangkan profesinya;
b.    Kebenarannya tidak terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran fakta dan kebenaran analisisnya;
c.    Kesimpulan tidak/belum menjawab permasalah-an yang diajukan.
KTI yang tidak Konsistenterlihat dari:
a.    Masalah yang dikaji tidak sesuai dengan tugas si penulis, atau atau tugas pokok penulisnya;
b.    Masalah yang dikaji tidak berkaitan dengan upaya penulis untuk mengembangkan profesinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar