BAGIAN KEDUA
PERSYARATAN KEGIATAN PKB
Laporan kegiatan PKB untuk memperoleh penetapan angka kredit
disajikan dalam bentuk tertulis, yang berupa Karya Tulis Ilmiah (KTI). Untuk
setiap macam laporan kegiatan PKB (baik kegiatan pengembangan diri, publikasi
ilmiah, maupun karya inovatif) disajikan dalam bentuk karya tulis dengan kerangka
isi dan disertai bukti fisik yang berbeda antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Rincian macam karya tulis tersebut dijabarkan pada bagian kedua pada
buku ini.
Penilaian karya tulis mengggunakan kriteria yang umum dalam
penulisan karya publikasi ilmiah. Di samping itu, dalam laporan kegiatan PKB,
harus memenuhi persyaratan “APIK”
yang artinya sebagai berikut.
1.
Asli, laporan yang dibuat benar-benar
merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau
disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Laporan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan yang tidak Asli antara lain
ditandai oleh:
a.
Adanya bagian-bagian tulisan yang dirubah di sana-sini, bentuk
ketikan yang tidak sama, tempelan nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan
subyek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai,
terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat;
b.
Waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang wajar;
c.
Adanya kesamaan isi, data dan hal lain yang sangat mencolok dengan
laporan orang lain; dan
d.
Tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yang dapat
memberikan bukti bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan.
2.
Perlu, hal yang dilaporkan atau
gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat
dalam 10 menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan.
Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di satuan
pendidikan guru bersangkutan. Laporan kegiatan PKB yang tidak Perlu antara
lain ditandai oleh:
a.
Masalah yang dikaji terlalu luas, dan
b.
Tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yang
bersangkutan.
c.
Ilmiah, laporan disajikan dengan
memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah
kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. Laporan
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang tidak Ilmiahantara
lain ditandai dengan adanya:
a.
Latar belakang masalah yang tidak jelas sehingga tidak dapat
menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan
upayanya untuk mengembangkan profesinya;
b.
Kebenaran yang tidak terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran
fakta dan kebenaran analisisnya;
c.
Kesimpulan yang tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan.
d.
Konsisten, isi laporan harus sesuai
dengan tugas pokok penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan
haruslah berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan
tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolah/madrasahnya.
Mengapa Harus APIK? Terdapat kemungkinan adanya
laporan kegiatan yang meskipun tampaknya bermanfaat, namun diragukan
keasliannya. Karya tulis ilmiah atau laporan kegiatan yang tidak asli, sangat
bertentangan dengan tujuan diadakannya kegiatan pengembangan keprofesian guru.
Karena itulah keaslian merupakan hal pertama hal menjadi fokus penilaian.
Hal tersebut juga karena tujuan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan, tidak untuk menambah ketidakjujuran, sehingga laporan kegiatan
yang tidak asli, yang berupa jiplakan, yang bukan buatan sendiri dari si
penulis, merupakan salah satu bentuk laporan kegiatan yang harus dihindari.
Laporan kegiatan yang tidak asli, bagaimana pun baiknya tampilannya, atau
dinyatakan sangat bermanfaat, tetap HARUS ditolak dan tidak dapat diberikan
nilai angka kredit. Ciri-ciri KTI yang tidak asli umumnya mudah diketahui,
misalnya dari adanya data yang tidak konsisten, tulisan yang tidak sama, dan
lain-lain. Dapat pula diketahui dari adanya kemiripan yang mencolok antara KTI
satu dengan yang lain, baik yang diajukan oleh guru yang bersangkutan,
atau oleh guru-guru lain di daerah sekitarnya.
Mengapa harus PERLU? Dalam praktik dijumpai pula
banyak KTI yang berisi uraian hal-hal yang terlalu umum, atau tidak
berkaitan dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Mengapa demikian? Karena KTI
semacam itulah yang paling mudah ditiru. KTI semacam itulah yang paling mudah
dipakai kembali oleh orang lain dengan cara mengganti nama penulisnya. Sebagai
contoh KTI yang berjudul: Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra
kurikuler. KTI tersebut sama sekali tidak memaparkan hal spesifik dari guru
si penulis dan berkaitan dengan permasalahan yang ada di sekolah/madrasah atau
kelasnya. Meskipun KTI berada dalam bidang pendidikan, bagaimana dapat
diketahui bahwa tulisan tersebut adalah karya guru yang bersangkutan?
Judul-judul KTI berikut ini, cenderung merupakan KTI yang membahas
hal-hal yang terlalu umum, dan tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan
upaya kegiatan pengembangan keprofesian guru yang bersangkutan, tidak
memberikan keterangan tentang kegiatan yang dilakukan di kelasnya, di sekolah/madrasahnya
ataupun tentang mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
• Peranan
pemberdayaan sumberdaya manusia terhadap peningkatan mutu pendidikan.
•
Hubungan kepribadian guru dengan prestasi belajar siswa.
• Peran
orang tua dalam membangun perilaku anak.
• Wujud
pendidikan nilai dan budi pekerti di sekolah untuk membentuk kepribadian siswa.
• Konsep
fullday school di Indonesia.
•
Membangun pendidikan dasar yang berkualitas dengan konsep CBSA.
• Masa
depan anak ditentukan oleh peran keluarga dan sekolah.
• Potret
pelaksanaan otonomi pendidikan di Indonesia.
•
Penilaian prestasi hasil belajar siswa.
•
Gambaran guru yang baik.
• Kajian
tentang sikap profesional guru.
• Peran
guru dalam pelaksanaan administrasi pendidikan sekolah.
•
Penggunaan media pembelajaran dalam micro teaching.
•
Kualitas pendidikan dalam upaya memngurangi kekerasan sosial.
• Manfaat
study tour bagi sekolah.
•
Pembelajaran IPA di Era Globalisasi.
•
Pembelajaran PIS menentukan kualitas SDM Indonesia.
•
Pembelajaran Matematika menyongsong era global.
•
Kelemahan pembelajaran IPA di selolah lanjutan dalam menghadapi tantangan
global.
• Peranan
perpustakaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
• dan
lain-lain (masih sangat banyak judul serupa).
Laporan KTI yang TIDAK APIK Laporan kegiatan yang tidak
Asliantara lain ditandai oleh:
a.
Terdapat bagian-bagian
tulisan yang dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan
nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten, terdapat
tanggal pembuatan yang tidak sesuai, terdapat berbagai data yang tidak
konsisten, tidak akurat;
b.
Waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang wajar;
c.
Adanya kesamaan isi, data dan hal lain yang sangat mencolok dengan
laporan orang lain;
d.
Tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yang dapat
memberikan bukti bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan.
Laporan kegiatan yang tidak Perlu antara lain ditandai
oleh: masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru yang
bersangkutan. KTI yang tidak Ilmiah antara lain ditandai dengan:
a.
Latar belakang masalah tidak jelas sehingga tidak dapat
menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan
upayanya untuk mengembangkan profesinya;
b.
Kebenarannya tidak terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran fakta
dan kebenaran analisisnya;
c.
Kesimpulan tidak/belum menjawab permasalah-an yang diajukan.
KTI yang tidak
Konsistenterlihat dari:
a.
Masalah yang dikaji tidak sesuai dengan tugas si penulis, atau
atau tugas pokok penulisnya;
b.
Masalah yang dikaji tidak berkaitan dengan upaya penulis untuk
mengembangkan profesinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar